Sebelum kita beranjak mengenai struktur kayu, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu sifat-sifat kayu. Mengingat ada pepatah yang berbunyi ”tak kenal maka tak sayang”, maka supaya kita sayang dengan struktur kayu, maka kita kenal terlebih dahulu sifat-sifat kayu. Dengan kita menyayangi kayu, mudah juga kita memahami materi ini.
Kayu memiliki sifat yang bermacam-macam antara lain: sifat anatomi kayu, sifat fisik kayu, sifat mekanik kayu, sifat higroskopis kayu. Pada materi ini kita akan memulai dari sifat anatomi terlebih dahulu.
Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
Warna kayu
Tekstur kayu
Arah serat kayu
Kekerasan kayu
Pori kayu : ukuran pori, frekuensi pori
1. Warna kayu
kayu memiliki warna yang berbeda tiap kayu nya tergantung jenis tanamannya, bahkan pada jenis tanaman yang sama pun, terkadang warna kyu nya berbeda. Warna-warna kayu adalah sebagai berikut:
§ Putih : kayu berwarna putih ini biasanya terdapat pada kayu yang pohonnya masih sangat muda. Kayu dengan warna putih belum bisa dijadikan sebagai struktur.
§ Kuning : Kayu berwarna kuning sudah bisa dijadikan sebagai struktur asal kuat kelas atau berat jenisnya masuk dalam kriteria struktur.
§ Coklat : kayu yang berwarna coklat sering digunakan sebagai struktur, karena umurnya yang sudah mencukupi.
§ Merah : ada beberapa pohon khusus yang kayunya berwarna merah, ungu, tetapi kayu tersebut juga bisa digunakan sebagai struktur.
§ Hitam : kayu yang sudah berwarna hitam juga sudah dapat digunakan sebagai struktur, begitu juga kayu yang berwarna kelabu.
2. Tekstur kayu
Tekstur kayu kesan permukaan kayu yang ditunjukkan oleh besar-kecilnya diameter sel-sel penyusunnya, sifat kayu berdasarkan teksturnya dibedakan menjadi : sangat halus, halus, agak halus, agak kasar, dan sangat kasar. Sehingga penentuan tekstur kayu dapat didapat dari identifikasi pori kayu.
3. Arah serat kayu
Arah serat kayu satu dengan yang lain berbeda-beda, Sifat kayu berdasarkan arah seratnya dibedakan menjadi:
Arah serat yang lurus: kayu yang berarah serat lurus merupakan kayu yang bagus digunakan dalam struktur, selain kayu ini akan lebih kuat juga lebih mudah dalam membuat semacam sambungan atau taki’an.
Arah serat yang agak berpadu: arah serat kayu ini jika dilihat telanjang mata terlihat lurus, tapi sebenarnya tidak terlalu lurus. Namun kayu ini juga masih bagus digunakan untuk struktur.
Arah serat yang berpadu: arah serat kayu ini juga masih dapat dignakan sebagai struktur. Hampir sama dengan serat yang berpadu, hanya saja paduan ada kayu ini lebih banyak.
Arah serat yang sangat berpadu: pada kayu ini bisa digunakan sebagai struktur, tetapi kurang bagus.
Arah serat yang bergelombang: kayu ini tidak begitu bagus untuk struktur, karena kayu ini akan mudah patah, dikarenakan serat yang tidak saling berhubungan.
4. Kekerasan kayu
kekerasan kayu dibedakan menjadi:
Sangat lunak : kayu yang sangat lunak tidak bisa digunakan sebagai bahan struktur.
Lunak: kayu yang masih lunak juga tidak baik untuk bahan struktur, akan mudah patah atau melengkung.
Agak lunak: Kayu yang agak lunak sudah bisa digunakan sebagai bahan struktur, namun tergantung dari berat jenis kayu tersebut apakah sudah masuk dalam standar struktur kayu. Kalupun memakai kayu ini, pasti dimensi yang dugunakan akan sanngat besar.
Agak keras: Kayu ini sering digunakan untuk bahan struktur, karena sudah cukup kuat dan berat jenisnya umumnya sudah mencukupi klasifikasi struktur.
Keras: kayu ini sangat bagus digunakan sebagai bahan struktur.
5. Pori kayu
bagian inilah yang juga menentukan tekstur kayu. Pori kayu merupakan sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan: ukuran pori, dan frekuensi pori.
v Ukuran pori:
Luar biasa kecil (Ø < 20 mikro)
Sangat kecil (Ø 20-50 mikro)
Kecil (Ø 50-100 mikro)
Agak kecil (Ø 100-200 mikro)
Agak besar (Ø 200-300 mikro)
Besar (Ø 300-400 mikro)
Sangat besar (Ø > 400 mikro)
v Frekuensi pori:
Sangat jarang (< 2/mm²)
Jarang (2-5/ mm²)
Agak jarang (6-10/ mm²)
Agak banyak (11-20/ mm²)
Banyak (21-40/ mm²)
Sangat banyak (>40/ mm²)
Dari data yng ada di atas, dapat disimpilkan: semakin kecil pori dan semakin kecil rekuensi pori maka tekstur kayu semakin halus, dan semakin bagus juga mutu kayu nya. Pada ukuran pori yang besar sampai sangat besar dan frekuensi pori yang banyak sampai agak banyak sudah tidah bagus lagi, karena mudah rapuk.
0 komentar:
Posting Komentar